Monday, April 27, 2015

Release the Beast

" Amazing plans and great taste of sushi, Miss. "
" Terima kasih juga untuk kesediaan Anda bekerja sama dengan kami dan project bisa dimulai secepat mungkin. Masih ada waktu 1 bulan untuk acara ini. "
" Pak Egi, saya akan menyiapkan kamar terbaik kami untuk Anda tinggali beberapa lama. Mungkin Anda bisa mendapatkaan ide dekorasi terbaik. "
" Baik, Pak Suta. Besok saya akan stay disana 3 hari. Saya rasa itu waktu yang cukup lama untuk mendapat inspirasi. "
Pak Suta terlihat bersemangat, Maria sudah mulai sibuk menghubungi setiap divisi untuk menjelaskan tugas. Egi dan Tamara bisa menyesuaikan gerak gerik mereka dengan keadaan yang ada. Mereka mengakhiri pertemuan dengan jabat tangan dan langsung menuju mobil masing-masing. 

Project ini terdengar sampai telinga sang empunya bisnis. Mendengar Tamara sudah kembali ke kantor, ia langsung memanggil Tamara ke ruangannya.
" Ya, Pa? "
" Kerja sama dengan Egi? "
" Ya. Pak Suta dan divisi marketing yang mencari sendiri, "
" Apa kerjanya bagus? "
" Iya. "
" Bisa jamin? Karena acara tanggal 21 nanti akan masuk dalam berita dan semua crew akan diliput. "
" Jamin, Pa. ", jawab Tamara dengan mantap.

" Maaf, Pak. Pak Egi sudah datang. ", kata sekretaris yang tiba-tiba menyela.
" Suruh dia masuk. "
" Papa manggil Egi? ", tanya Tamara dengan mata yang terbelalak. Tak disangka Papanya memanggil Egi setelah kejadian semalam.

Egi berjalan masuk dengan langkah yang tenang dan senyum yang ramah. Tamara mulai tegang dengan suasana seperti ini. Ingatannya melayang ke masa SMA dimana Egi dan papanya sedang berbicara di ruang tamu sambil menunggu Tamara yang sedang bersiap, Tamara melihat mereka berdua dari tangga kamarnya, raut wajah Egi saat itu sangat tegang. Tapi kali ini sangat berbeda, mungkin karean Egi sudah memiliki banyak hal untuk dipegang.

Tamara mencengkram erat pegang kursi tamu di ruang papanya, tegang. Egi dan papanya mulai berbicara tentang project yang sudah direncanakan. Banyak sekali pertanyaan papa Tamara yang bertujuan untuk mencari kelemahan Egi, Sayangnya, Egi menjawab semua pertanyaan dengan tenang dan bijak. Papanya mulai terkagum dengan cara berpikir Egi yang sangat bijak dan cerdas. Hanya saja, Papa Tamara tidak semudah itu mengubah pikirannya untuk melepas Tamara ke tangan Egi.
Percakapan mereka makin lama makin menegangkan dan Tamara makin tidak betah melihat 2 pria dewasa didepannya 'berbincang-bincang'. Tamara memilih untuk berjalan menuju dinding kaca yang mengarah ke pemandangan luar dan mulai mengatur nafasnya yang tidak karuan, menutup mata berharap 'perbicangan' mereka berakhir hingga ia mendengar...

" I'm impressed! Saya tunggu laporan pelaksanaan. Nikmati kerja sama ini! "
" Akan saya nikmati sebaik mungkin. "
" You are just too young for a such fragile project, don't let me down, kid! "
" I won't, sir! "

Egi segera meninggalkan ruangan setelah berjabat tangan dengan Papa Tamara. Papa Tamara, Antony, memiliki pandangan mata yang cukup mengintimidasi. Orang yang tidak mengenal Antony, pasti mengira bahwa dia adalah orang yang sangat licik dan picik. Jika mereka sudah mengenalnya, pasti memiliki pendapat, 'Dia hanya bertindak cerdas dan semuanya masuk akal.'

~~~~~~~~~

Egi langsung meluncur menuju rumahnya dan menelepon Pak Suta untuk langsung menyiapkan kamarnya di hotel. Pekerjaan kali ini bukanlah sebuah proyek biasa tapi juga sebuah tantangan. Sepanjang perjalanan dari kantor Papa Tamara menuju rumah membuatnya langsung memikirkan tahapan proyek, dari marketing hingga dekorasi. Pak Suta yang menerima telpon langsung merasa sangat bersemangat karena belum pernah beliau menjumpai seseorang yang sangat bersemangat mengerjakan proyek sehubungan dengan hotel lama ini. 
Semua startegi ia atur didalam laptop, beserta dengan semua design yang sudah melayang didalam kepala. Hal terakhir yang harus ia lakukan adalah rapat bersama Pak Suta dan Tamara. That's it!!

Egi memutuskan untuk menyegarkan diri sebelum berangkat, memilih pakaian santainya yang terbaik dan mematut diri depan cermin. 
" Don't you ever underestimate me, sir! You ask for a challenge and I'll give you my well-trained beast!"

Quote of the Day
~Let no one look you down because you are young~

Wednesday, April 15, 2015

What I Love

1. I love meeting new people. 
New people means new experiences and new things to learn. Sejak kerja jadi Laoshi (read: laose), aku mengenal banyak macam guru yang selama ini aku kira cuma ada 1 macam guru, strict and old school. Tapi ternyata ada yang macam keibuan dan kebapakan, ada yang tipe gaul karena masih mau mengikuti kemajuan zaman dan minat anak-anak, ada juga yang tipe cuek macam dosen cuma doyan ngomong sekali dan ga mau diulang, dan sebagainya. Dari semua tipe ini aku belajar untuk bagaimana menjadi guru yang pas untuk murid-muridku. Ga semua murid 1 tipe kan? :)

2. "Jadi ceritanya..."
Orang yang terdekat aku pasti hapal kebiasaan aku yang sering bilang, "Jadi ceritanya begini" atau "Ya gitu deh ceritanya kenapa jadi..." atau " Ya emang jalan cerita mereka kaya gitu..". That's because I love stories or tepatnya bed time stories. Waktu aku kecil mamaku doyan banget beliin aku majalah Bobo yang didalemnya banyak cerita dan artikel (dan sekarang banyak iklan). Dari situlah aku mulai menyelipkan kata 'cerita' didalam perbendaharaan kata-kata Bahasa Indonesia-ku. 
Sering baca bed time stories membuat kita punya tingkat imajinasi tinggi dan mempunyai banyak perbendaharaan kata yang luas. Selain itu juga bisa membuat kemampuan meneliti makin tinggi, ga semua bed time stories bertemakan kasih, tapi juga ada tema petualangan atau sci-fi yang memancing daya pikir kita untuk menggali lebih dalam lagi.
Never underestimate bed time stories! You'll never know its power until you use it well! :)

3. I love to be neutral
Saat mempunyai emosi yang netral dan ada di posisi netral, kita berpikir lebih jernih dan luas. Well, coba lihat orang sekitar yang sering dikendalikan oleh emosi, apa akibatnya? Sering kali orang yang beremosi tinggi (mempunyai semangat atau perasaan yang terlalu tinggi sehingga tidak bisa dikendalikan oleh logika), bisa mengambil tindakan yang diluar kendalinya, atau parahnya membuat suasana yang parah menjadi lebih keruh. Tips jadi netral? Kendalikan emosimu! Ada saatnya logika harus bekerja lebih keras dari pada perasaan. :)

4. I love OXFORD SHOES and BOOTS
I don't know why. I JUST LOVE THEM!!!



Everybody has their own thing to love (di kasus ini selain manusia lho). Share to me the things that you love :) Sharing things won't kill anybody, right?

NB: I'm joining an acoustic band lately and we already booked for several occasion a head, indoor and outdoor, any outfit ideas??  


Monday, April 13, 2015

Lit of Hope

People always hoping when they open their eyes in the morning after a longs short sleep, they'll see the dearest one enjoying his/her dream beside them. Hoping that they will be the first person who the dearest see in the morning and it will make their day. Maybe it will be the sweetest one of the day. But not for Egi neither Tamara.
Pagi ini keduanya sama-sama terbangun pukul 5.30 pagi dengan suasana hati yang berbeda di tempat yang berbeda. Tamara dengan hati kekinya dan Egi dengan hatinya yang berbunga. Just like other people, they jumped of the bed and starting their day.

What should I do?? Aku masih pingin ketemu but this dragon nest's  keeper is back!! Sambil menyisir rambut panjangnya, Tamara kembali mempelajari bahan rapat yang kemarin sore dia persiapkan. Hari ini lagi-lagi rapat dengan manager dan beberapa staff dari salah satu hotel yang dikelola papanya. Hotel besar di kota kecil memang tidak begitu lancar untuk dikelola, tapi setiap aset harus mempunyai perlakuan yang sama. Semuanya harus dirawat dan diurus dengan baik.
Pikiran Tamara kembali melayang ke adegan semalam yang sudah diimpikannya selama bertahun-tahun. Peluk dan suara Egi yang dirindukannya selama ini akhirnya dirasa dan didengarnya juga. Kertas data tidak lagi dipandangnya, pandagannya kosong dengan pikiran yang sibuk flashback tentang kencannya semalam. Hatinya bertanya-tanya apakah ini artinya mereka kembali bersama? Apakah hari-harinya akan menjadi berwarna seperti dulu? Tangannya bergerak membuka laci meja rias dan mengeluarkan benda kenangan yang tersimpan rapi. Setiap moment tersimpan rapi, memandang semua itu membuat Tamara tersenyum dan bersemangat untuk menjalani harinya.
Dengan sangat tidak sabar, Tamara bergegas menyelesaikan persiapannya ke kantor. Di ruang makan papanya sudah selesai menyantap sarapan dan siap untuk berangkat.

" Kamu mau kemana? "
" Kantor. ", jawabnya sambil mengoles selai strawberry diatas roti gandumnya.
" Kan semalam papa sudah bilang, you're grounded for a week. "
" Really? I didn't hear anything. ", jawabnya sambil menaruh rotinya kembali di piring, " Mbak, aku sarapan di Starbuck aja. "
" Kunci mobil kamu sudah papa ambil waktu kamu lagi mandi. "
" Siapa bilang? Barusan aku ambil dari kamar papa kok sebelum turun kesini. ", jawabnya enteng sambil berjalan menuju mobil.

Sebelum Tamara tidur, ia menyadari ada yang hilang dikamarnya dan ia tahu harus kemana mencari dan ternyata didapatnya juga. Hal seperti ini bukanlah yang pertama kali, jadi Tamara sangat tahu apa yang harus dilakukannya. Hanya saja kali ini Tamara mempunyai nyali yang tinggi. Sebelum masuk mobil, Tamara bisa merasakan pandangan tajam papanya dari balik tirai ruang tamu.

Rapat Tamara hari ini adalah tentang acara pameran fotografi di hotel terkecil milik papanya. Acara pameran fotografi ini sekaligus menjadi ajang pembesaran nama Hotel Aphrodite yang mempunyai ciri bangunan khas Belanda-Eropa yang berkesan seram sekaligus unik bagi penduduk sekitar. Maka dari itu, akan ada pameran fotografi diadakan di hotel tua ini. Bangunannya selalu diperbaharui dan mempunyai dekorasi yang membuat wisatawan tertarik menginap disana. Website penginapan sangatlah update, selalu menawarkan fasilitas terbaik yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Tapi dikarenakan adanya tempat wisata yang sangat banyak dan menarik di kota besar, wisata alam yang ada di daerah kecil hampir tidak terjamah walau pun wisatawan sering mencari pemandangan alam yang dekat dengan penginapan nyaman.

Sesampainya di ruang rapat, setiap koordinator sudah tiba dan siap untuk memulai rapat. Hanya saja ada 1 kursi kosong yang menarik perhatian Tamara. Menyadari pandangan aneh Tamara, salah satu peserta rapat mulai menjelaskan, " Yang duduk disitu nanti itu arsitek yang juga adalah fotografer handal. Dia yang nantinya mengatur pameran fotografi. " Tamara hanya mengangguk dan langsung membuka file rapatnya. Fotografer yang katanya handal itu belum juga datang dan mereka harus memulai rapat. Karena kesal, Tamara langsung memulai tanpa menunggu tamu.
" Seorang profesional bukanlah profesional jika ia datang terlambat! Mari kita mulai... "
" Maaf saya terlambat. Semalam saya ada urusan yang membuat saya tidur larut. "
Kedatangan fotografer yang disambung permintaan maaf membuat Tamara tidak bergeming setelah emosinya tadi. Tamara tidak menyangka fotografer yang disewa oleh manager Hotel Aphrodite adalah Egi.
Tamara sedikit tersipu tapi ia ingat bahwa ia harus memimpin rapat.
" Selamat datang dan terima kasih untuk penjelasan keterlambatan anda. Silakan duduk dan mari kita mulai rapat. "

Sulit bagi Tamara dan Egi untuk fokus didalam rapat. Tapi untunglah rapat bisa berjalan dengan baik. Setelah rapat, Tamara langsung berjalan menyuruh sekretarisnya untuk memesan ruangan VIP di restoran Jepan dekat kantor  menyusun jadwal langkah selanjutnya bersama Egi dan manajer serta sekretaris Tamara.
Pelayan langsung memepersilakan mereka duduk di ruangan tertutup yang sudah dipesan dan mulai berdiskusi sementara sekretaris Tamara, Maria, memesankan makanan untuk mereka berlima.
" Jadi, Pak Egi, kapan Anda bisa datang ke hotel kami? ", tanya Pak Suta dengan raut wajah serius dan tegang.
" Saya bisa datang kapan saja karena proyek saya yang terakhir sudah beres. "
" Bagaimana dengan besok? Saya bisa menyiapkan sebuah kamar untuk Anda hari ini. "
" Baik! Apakah ada list acara yang pernah diadakan di hotel? "
" Dulu sekali saat aku masih SD, sering sekali ada acara tradisional disana. Mungkin karena sekarang orang mulai meninggalkan hal-hal tradisional, sudah tidak lagi diadakan acara seperti dulu. ", jawab Tamara sambil menyisip teh hijau yang baru saja dihidangkan.
" Bagaimana dengan mengadakan acara Kartini-an di hotel? Setiap tamu undangan diwajibkan memakai pakaian tahun itu dan kita bisa mendekorasi ruangan ala zaman Kartini. "
" Bagaimana dengan pameran fotografi?? ", tanya Pak Suta gelisah. Pak Suta gampang sekali dilanda khawatir bila ada masalah mengenai Hotel Aphrodite. Katanya, sejak kecil Pak Suta ingin sekali bekerja di Hotel Aphrodite dikarenakan oleh ia sudah jatuh cinta dengan hotel itu.
" Pameran fotografi masih bisa dijalankan. Kita mengadakan saja lomba fotografi dengan tema 'Hitam Putih Zaman Kartini', bagaimana? "
" Ketentuan? "
" Semua orang boleh mengikuti lomba ini. Dari anak muda hingga orang dewasa, tidak perlu membatasi usia. Batas pengiriman foto adalah 19 April, jadi kita masih punya waktu untuk mencetak dan menaruhnya di hotel. "
Pak Suta mendengarkan percakapan Egi dan Tamara dengan seksama sambil berharap hotel ini bisa kembali berjaya.
" Jadi, kita akan mengadakan lomba yang berakhir tanggal 19 April lalu mengadakan pesta sekaligus pameran dan pengumuman pemenang tanggal 21 April? ", tanya Tamara dengan semangat.
" Iya! Betul sekali! ", jawab Egi dengan senyum yang tidak bisa ditolak oleh hati dan mata Tamara. Mendengar ide itu, wajah Pak Suta menjadi lebih cerah dan bersemangat. Mengingat masyarakat kini sangat menggemari fotografi dan hal-hal vintage, Pak Suta bisa merasakan adanya harapan bagi Hotel Aphrodite. Tapi bila acara ini gagal, berakhirlah Hotel Aphrodite.

Untunglah Maria dan Pak Suta sedang sibuk dengan catatan masing-masing dan tidak melihat senyum tamu dan atasan mereka. Bila mereka melihatnya.....



Quote of the day
~Berbahagialah mereka yang belum melihat tetapi percaya~