Friday, June 10, 2011

The Pink Book and Cleff ( Chapter 6)

Hari yang ditunggu-tunggu Mell sudah datang, tapi ia harus menunggu 3 jam lagi untuk itu. Sambil menunggu, beberapa komik dan novel mini dilahap dalam waktu 2 jam. Nggak disangkanya 2 jam adalah waktu yang termasuk cepat. Masih ada 1 jam yang sudah dia rencanakan untuk berdandan kilat seadanya dan berpakaian semanis mungkin. Tapi baru lah dia ingat bahwa beberapa baju putihnya sedang bertamsya di dalam ember baju, hanya tersisa cardigan putih dan tank top hitam. Sedikit rasa kecewa terbesit didalam hati karena dia takut Cleff akan kecewa melihatnya berbalut busana hitam dan ditutupi cardigan putih yang sebenarnya sudah berusia cukup lama.
Mobil silver sedan mini sedang menikmati tempat parkirnya yg cukup dingin dan nyaman di zona garasi mobil keluarga Mell. Dan takdisangka pula bahwa Cleff sedang menikmati permainan checker dengan papanya.
" Wah! Ga nyangka saya! Baru kali ini bisa main checker sama artis! Hahahahhahaha... "
" Kapan-kapan main lagi deh, Om! Apa lagi disini ada cewek cantik tu om. "
" Wah! Kalo yang itu ga cuma harus main checker! Tapi juga harus ambil hati Om sama Tante! "
" Kalo itu saya angkat tangan Om! Apa lagi kalo misalkan harus adu checker, berapa kali saya udah kalah sama om?? "
" Kamu ini bisa aja. "
Mata Cleff tiba-tiba tertuju kepada mahluk manis yang sedang berdiri di lantai 2 memandang tamu yang sedari tadi ditunggunya dan ayahnya yang terlihat senang dengan tamu anaknya satu ini.
" Ready to go, miss? "
" Yaph... "
Balutan tank top hitam, cardigan putih, hair band putih, celana jeans hitam dan tas panjang, dandanan minimalis yang manis dan terlihat sesuai dengan umurnya yang hampir menginjak 18 tahun.
“ Kak Mell!! “, teriakan dari suara cempreng menyebutkan namanya.
“ Oh iya! Kevin kan juga ikut! “
Kevin sudah siap dengan semua perlengkapan rekamannya. Dimulai dari handy cam, notes yang tergantung dileher dengan bolpoin yang flexible dibawa, kacamata kotak ala reporter TV, pakaian santai ala reporter dadakan yang harus terjun lapangan.
Melihat keadaan ini, pupus sudah harapan Mell untuk bisa melewati hari minggu bersama Cleff. Tapi tak apa baginya, selama kehadirannya tidak mengganggu dan Kevin berkelakuan sewajarnya. Seenggaknya, it semua nggak bikin dia mati kutu didalem studio.

Perjalanan dari rumah Mell ke studio Cleff ditempuh selama 45 menit. Kevin sudah terlelap karena perjalanan ini cukup panjang baginya. Mell sendiri menikmati pemandangan kanan-kiri yang menarik perhatiannya, dia sendiri juga tidak mau mengganggu Cleff yang sedang menyetir mobil.
“ Mell.. “
“ hmmm?? “, jawabnya sambil menolehkan kepalanya.
Sejenak saat Mell menolehkan kepalanya, Cleff terdiam melihat wajah yang bersinar di kegelapan pukul 17.35 WIB. Untung saja jalanan sepi dan tidak terjadi apa-apa, karena selama 2 menit, pandangan Cleff tertuju ke arah wanita cantik disebelahnya. Tak heran bahwa dari berita yang dia dapat sebelum hari minggu datang, benar-benar dialaminya sendiri.

“ Lo itu beruntung bisa kenal Mell. “
“Apa istimewa dia?? Dia kelihatannya Cuma Cleffreak yang pake topeng. “
“ Dia itu ya, salah satu cewek popular di sekolah dia. Babe dia itu KepSek, terus paling doyan maen checker, si Mell itu Aphrodite-nya SMA itu! “
“ Sebegitu mempesona kah dia disekolah sampe-sampe lu pake istilah itu ke dia?? “
“ Gue dapet istilah itu karena dari berita yang gue dapet juga ngomong gitu. “
“ Terus, dia punya sohib?? “
“ Ada sih. Tapi gue belum Tanya siapa. “
“ Ah lu nih! Cari berita aja ga lengkap. “
“ Jangan pernah remenih Albie deh, Cleff. Gue ini, lebih berpengalaman dari pada lu tau nggak! “
“ Iya lu lebih berpengalaman! “
“ Ga ikhlas banget sih ngomongnya! “
“ Hahahhahahah…. Udah deh! Habisin tuh muffin! Gue mau siapin bahan debate gue. “
“ Yo’I my man! “

Mell sedikit salting dengan pandangan Cleff yang seketika mengalihkan pandangannya dari jalan raya kea rah dirinya. Wajahnya seketika memerah dan terasa panas seketika, tapi angin sore menjelang malam ini membuat wajahnya mendingin tapi tetap meninggalkan kemerahan yang membuat wajahnya menjadi makin menarik dilihat.
Cleff kembali teringat bahwa ia harus mengalihkan pandangannya kembali ke jalan raya. Jantungnya berdegup sekencang mobilnya yang berjalan di jalanan sepi. Seketika serangkaian kata-kata lewat dikepalanya. Ingin sekali Cleff mengambil pen dan kertas untuk mencatat apa yang lewat di kepalanya.
Suara anak kecil yang bangun dari tidurnya membuat Cleff mengetahui bagaimana cara menyampaikan apa yang ada didalam otaknya tadi.
“ Kevin! “
“ iya?? “, jawab Kevin begitu namanya dipanggil.
“ Sipain catetan kamu dan tulis apa yang kakak bilang, ok?? “
“ Sip! “
Sejenak Cleff terdiam dan menyuruh Kevin untuk menyimpan notes yang sudah terbuka itu. Semua itu dikarenakan dengan kehadiran Mell yang ada disampingnya. Entah kenapa Cleff merasa bahwa Mell tidak boleh mendengar 1 kata pun dari lirik yang akan didiktenya kepada Kevin.
Kevin merasa sedikit sedih dan Cleff menyadari itu, karena tak tega Cleff berkata kepada Kevin bahwa dia diijinkan untuk mengambil foto atau merekam keadaan studio selama dia berlatih.

Diwaktu yang sama tapi tempat yang berbeda…..

“ Albie, tumben banget lu maen kesini. “
“ Gue kangen sama sepupu tersayang gue. “
“ Nggombal aja kerjaan lu. Kemana sohib super star lu? “
“ Dia lagi hang out sama fans dan adik dari fansnya. Kenapa emang? “
“ Kalian berdua kan udah kaya anak kembar yang kemana-mana selalu bareng. Jadi gue rasa rada aneh aja kalo minggu-minggu gini dia telantarin lu gitu. “
“ Biarin lah! Sekalian juga buat pelajaran dia, gimana cara memperlakukan fans dengan baik. “
“ Semoga aja selamanya buat dia, Mell adalah fans. “
“ Lu cemburu ya?? Dia kan sohib lu juga, kenapa lu bilang gitu? “
“ Sejak tengah bulan kemaren, gue resmi jadi pacar Cleff! Masa gue nggak boleh berharap kaya gitu??? “
“ Hati-hati aja deh. Yang gue rasa waktu anter Mell balik ke rumah dia, pesona Mell lebih kuat dari pada pesona lu. Semua yang ada di cerita lu itu, Cuma lu buat-buat sendiri kan?? “
“ Itu semua hasil dari gue maen ganjen sama anak-anak basket. “
“ Oh! Jadi lu bisa maen ganjen juga?? “
“ Gue lakuin demi Cleff. “
“ Gue rasa lu harus hati-hati. “
“ Hati-hati??? Gue ga semudah itu dijatuhin kali, Bie. “
“ Masa?? Gue rasa dengan pesona alami Mell, posisi lu di hati Cleff bisa terganti dengan hitungan detik. “
“ Kalo emang bener bisa tergantikan dalam hitungan detik, gue akan hancurin dia dalam hitungan detik. “
“ Siapa?? “
“ Kalo emang keterlaluan, both! “
“ Makin lama makin jahat juga lu. “
“ Siapa suruh ambil pacar orang?? “
“ Terus, sapa suruh ga jujur sama sohib sediri?? “
“ Gue udah… “, jawabnya dengan nada gelisah.
“ udah apa?? Ngerencanain gimana cara buat jatuhin sohib lu sendiri karena rahasia lu itu?? “
“ Shut up!! Gue ga tahan denger kata-kata lu barusan. “
“ I’ll zipped mine.. “, jawab Albie sambil ngacir ke dapur mencari cookies yang sedari tadi menjadi incaran laparnya.

No comments:

Post a Comment